Sumber : Dewanto, Harkati . 1993. Aspek-aspek Epidemiologi Maloklusi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Indeks ini telah dikembangkan oleh National Institute of Dental Research pada tahun 1957 dan telah ditetapkan dan dievaluasi oleh Poultman dan Aaronson (1960) dalam penelitiannya. Ciri-ciri maloklusi yang dinilai dengan metode ini ialah: letak gigi berjejal, kelainan interdigitasi tonjol gigit posterior, tumpang gigit, jarak gigit. Kriteria penilaiannya dengan memberi skor sebagai berikut:
OFI (1) Gigi berjejal depan bawah
0 : susunan letak gigi rapi
2 : letak gigi berjejal sama dengan ½ lebar gigi insisivus satu kanan bawah
3 : letak gigi berjejal sama dengan lebar gigi insisivus satu kanan bawah
OFI (2) Interdigitasi tonjol gigi dilihat pada regio gigi premolar dan molar sebelah kanan dari arah bukal dalam keadaan oklusi
0 : hubungan tonjol lawan lekuk
1 : hubungan antara tonjol dan lekuk
2 : hubungan antara tonjol lawan tonjol
OFI (3) Tumpang gigit, ukuran panjang bagian insisal gigi insisivus bawah yang tertutup gigi insisivus atas pada keadaaan oklusi
0 : 1/3 bagian insisal gigi insisivus bawah
1 : 2/3 bagian insisal gigi insisivus bawah
2 : 1/3 bagian gingival gigi insisivus bawah
OFI (4) Jarak gigit, jarak dari tepi labio-insisal gigi insisivus atas ke permukaan labial gigi insisivus atas ke permukaan labial gigi insisivus bawah pada keadaan oklusi
0 : 0-1,5 mm
1 : 1,5-3 mm
2 : 3 mm atau lebih
Skor total didapat dengan menjumlahkan skor keempat macam ciri utama maloklusi tersebut di atas. Skor OFI setiap individu berkisar antara 0-9 karena pada OFI (1) nilai maksimumnya 3 dan OFI (2), (3), (4) masing-masing nilai maksimumnya 2.
Penilaian dapat dilakukan pada model gigi atau langsung dalam mulut. Waktu yang diperlukan untuk menilai hanya kurang lebih 1-1½ menit bagi setiap individu.
Keuntungan metode ini adalah sederhana dan obyektif serta tidak memerlukan peralatan diagnostik yang rumit seperti model gnathostatik dan alat sefalometri. Selain itu apabila peneliti telah terlatih hanya memerlukan waktu penilaian yang singkat.
Kerugiannya adalah dalam menilai interdigitasi tonjol hanya memeriksa hubungan gigi posterior atas dan bawah sebelah kanan saja, sebelah kiri tidak dinilai. Selain itu penilaian gigi berjejal depan bawah memerlukan latihan terlebih dahulu karena untuk menentukan besarnya skor membutuhkan waktu untuk mengukur lebar mesio-distal gigi-gigi anterior bawah dan mengukur panjang lengkung gigi depan bawah. Jadi metode ini kurang praktis.
Poulton dan Aaranson (1960) telah mengevaluasi metode ini dan dari hasil penelitiannya terbukti bahwa penilaian keparahan maloklusi oleh ahli ortodonti secara subyektif dan penilaian oleh dokter ahli kesehatan masyarakat memakai OFI hasilnya sangat mendekati (hampir sama).
Kriteria penilaian maloklusi oleh ahli ortodonti sebagai berikut:
Skor 0-1 : Maloklusi ringan sekali (slight)
Tidak memerlukan perawatan ortodonti
Skor 1-3 : Maloklusi ringan (mild)
Ada sedikit variasi dari oklusi ideal yang tidak perlu dirawat
Skor 4-5 : Maloklusi sedang (moderate)
Indikasi perawatan ortodonti
Skor 6-9 : Maloklusi berat/parah (severe)
Sangat memerlukan perawatan ortodonti
Penilaian ini yang berdasarkan atas perlunya perawatan, tidak dapat diterapkan pada kelompok populasi yang lebih besar, tetapi meskipun demikian ternyata erat hubungannya dengan skor OFI.
Labels
announcement
blok kuratif rehabilitatif 2
BM
BTKG
catatan hasil studi
dentomaksilofacial diseases
download
ebook
fisiologi
fkg unej angkatan 2008
gizi
IKGM
IMTKG
koass
manajemen kesehatan gigi masyarakat
manifestasi penyakit di kedokteran gigi
manjemen pelayanan kesehatan masyarakat
OM
orthodonsia
patologi
pedodonsia
periodonsia
profesi
RSGM
sistemic diseases
skill lab
stomatognasi