Thursday, November 20, 2014

Resiko Umum yang Dialami oleh Pengguna Alat Orthodontik Cekat


Menurut Prof. W. J. B Houston, alat orthodontik cekat adalah alat orthodontik dengan perlekatan pada gigi-geligi dan tekanan dari arah archwire atau auxillaris melalui perlekatan tersebut memungkinkan diperoleh kontrol yang tepat terhadap sifat dan arah tekanan yang dihasilkan.


Gambar 2.1 Komponen Alat Orthodontik Cekat (Kevin Cook Orthodontics Dictionary, 2014)
Komponen alat orthodontik terdiri dari bracket, band, archwire, elastics, o ring dan power chain (Williams, 2000).
  1. Bracket merupakan piranti alat orthodontik cekat yang melekat dan terpasang mati pada gigi-geligi, dimana berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada gigi-geligi.
  2. Band merupakan piranti alat orthodontik cekat yang terbuat dari baja antikarat tanpa sambungan. Band ini dapat diregangkan pada gigi-geligi untuk membuatnya cekat dengan sendirinya.
  3. Archwire merupakan piranti alat orthodontik cekat yang menyimpan energi dari perubahan bentuk dan suatu cadangan gaya yang kemudian dapat dipakai untuk menghasilkan gerakan gigi.
  4. Elastics dibuat dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk penggunaan ortodonti, tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan. Gaya yang diberikan oleh elastics menurun sangat cepat di dalam mulut sehingga harus selalu diganti pada saat kontrol perawatan. O ring adalah suatu pengikat elastis yang digunakan untuk merekatkan archwire ke bracket yang tersedia dalam berbagai warna yang membuat bracket jadi lebih menarik. Power chain terbuat dari tipe elastis yang sama dengan o ring elastis. Pada intinya, power chain seperti ikatan mata rantai dan ditempatkan pada gigi-geligi, bentuknya seperti pita yang bersambung dari satu gigi ke gigi yang lain.
(Williams, 2000).



Seperti perawatan gigi yang lain, perawatan orthodonsi cekat juga memiliki resiko dan komplikasi. Resiko yang disebutkan di bawah ini yang umum dialami oleh pengguna alat orthodontik cekat.

1. Oral Hygiene yang Memburuk
          Salah satu kerugian alat orthodontik cekat adalah sulit dibersihkan. Bagian-bagian alat orthodontic cekat yang menempel di gigi pasien sering menyulitkan pasien  dalam membersihkan rongga mulut. Pasien telah menyikat gigi tetapi masih terdapat sisa makanan yang tertinggal atau terselip di attachment ataupun wire. Oral hygiene menjadi lebih sulit untuk dijaga, debris melekat pada sekitar attachment dan penghilangannya menjadi lebih sulit dicapai (Mantiry S. dkk, 2013).
          Penggunaan alat orthodontik cekat akan menyebabkan perubahan lingkungan rongga mulut. Alat orthodontik cekat akan mengakibatkan akumulasi plak yang dapat meningkatkan jumlah dari mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial. Mikroba yang ada dalam plak di antaranya adalah Streptococcus mutans dan Lactobacillus. Perubahan lingkungan rongga mulut yang lain yaitu perubahan kapasitas buffer, keasaman pH, dan laju aliran saliva yang berdampak pada kondisi kesehatan rongga mulut (Lara-Carrillo E. dkk, 2010).

2. Karies

Peningkatan resiko karies selama perawatan terjadi oleh karena beberapa faktor, yaitu lesi awal sulit untuk dijangkau, penurunan kadar pH, peningkatan volume dental plak, dan peningkatan jumlah bakteri penyebab karies. Pengguna alat orthodontik cekat juga akan mengalami peningkatan laju aliran saliva. Lingkungan rongga mulut yang demikian  menguntungkan bagi mikroorganisme yaitu S. Mutans sehingga meningkatkan resiko karies (Lara-Carrillo E. dkk, 2010).
Karies umumnya terjadi pada permukaan gigi dan menjadi komplikasi utama pada perawatan orthodontik, berdampak 2% hingga 96% dari seluruh pengguna alat orthodontik cekat. Gigi insisiv lateral atas, kaninus atas, dan premolar bawah merupakan gigi yang umumnya mengalami karies. Namun demikian, gigi lain juga ikut terlibat dan gigi anterior lebih sering menunjukkan demineralisasi (Lau R. dan Wong R. dkk, 2006).

3. Inflamasi Gingiva


Alat orthodontik cekat akan mengakibatkan akumulasi plak yang dapat meningkatkan jumlah dari mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial. Retensi plak ini akan beresiko untuk terjadinya lesi white spot maka meningkatkan kerentanan terhadap karies dan infeksi periodontal. Bakteri plak pada gigi merupakan etiologi utama yang menyebabkan gingivitis yang merupakan tahap awal terjadinya kerusakan pada jaringan periodontal (Ay Z. dkk, 2007).  Hiperplasi gingiva dan resesi gingiva adalah hal yang umum terjadi pada perawatan orthodontik cekat (Lau R. dan Wong R. dkk, 2006).

Hiperplasi gingiva pada pengguna alat orthodontik cekat
(Lau R. dan Wong R, 2006)

Resesi gingiva pada pengguna alat orthodontik cekat
 (Lau R. dan Wong R, 2006)

5. Recurrent Apthous Stomatitis (RAS)
 Penggunaan alat ortodontik cekat merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya RAS. Perawatan ortodonti cekat banyak menggunakan komponen-komponen yang dapat menimbulkan trauma atau iritasi pada jaringan mulut. Hal ini bisa terjadi akibat pemasangan komponen ortodontik cekat yang kurang baik, seperti pada penggunaan kawat yang terlalu panjang atau komponen lain yang menyebabkan terjadinya trauma, misalnya archwire, ligature wire, loop dan sebagainya. RAS yang terjadi pada penderita yang menggunakan alat ortodonsi cekat timbul kemungkinan karena disebabkan oleh trauma, faktor emosi atau psikis. Penderita kadang mengalami stress berulang setiap selesai pengaktivasian alat ortodonsinya karena bracket yang tertekan terus menerus pada mukosa bibir menimbulkan peradangan atau pendarahan dibawah epitel yang menyebabkan lesi eksofilik tanpa fibrosis (Mintjelungan C. dkk, 2013).



DAFTAR PUSTAKA

Houston, W. J. B. 1976. Walther's Orthodontics Notes 3rd Edition. Bristol: John Wright & Sons Ltd. p.31-3, 43-7.
Kevin Cook Orthodontics Dictionary. 2014. Braces Components. http://cookortho.com/wp-content/uploads/2013/12/braces_components2.jpg [16 September 2014].
Lara-Carillo, E., Montiel-Bastida N., Sanchez-Perez L., Alanis-Tavira J. 2010. Effect of Orthodontic Treatment on Saliva, Plaque and the Levels of Streptococcus mutans and Lactobacillus. Med Oral Patol Oral Cil Bucal. 15(6):924-9.
Lau, R. dan Wong R.W. 2006. Risks and Complications in  Orthodontic Treatment. Hong Kong Dental Journal. 3(1):15-22.
Mantiry S. C., Wowor V. N. S., Anindita P. S. 2013. Status Kebersihan Mulut dan Status Karies Gigi Mahasiswa Pengguna Alat Ortodontik Cekat. Jurnal e-Gigi (eG). 1(1):1-7.
Mintjelungan C., Tambunan E., Umboh P. F. 2013. Gambaran Stomatitis Aftosa Rekuren pada Pengguna Alat Ortodonsi Cekat Mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/download/3199/2741 [16 September 2014].
Mulla A. H. A., Kharsa S. A., Kjellberg H., Birkhed D. 2009. Caries Risk Profiles in Orthodontic Patients at Follow-Up Using Cariogram. Angle Orthodontist Journal. 79(2):323-30.
Syahra N.A. 2013. Perbandingan Ortodontik Plak Indeks Pada Pasien Pemakai Fixed Orthodontic Sebelum dan Sesudah Tooth Brush Instruction. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin. p.58-59.
Williams, J. K. 2000. Alat-alat ortodonsi cekat : Prinsip dan Praktik. Alih Bahasa:. Susetyo B dari An Introduction to Fixed Appliance 1992. Jakarta: EGC. p.23-5.




No comments:

Post a Comment