Menurut Prof. W. J. B Houston, alat orthodontik cekat adalah
alat orthodontik dengan perlekatan pada gigi-geligi dan tekanan dari arah archwire atau auxillaris melalui perlekatan tersebut memungkinkan diperoleh
kontrol yang tepat terhadap sifat dan arah tekanan yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Komponen Alat Orthodontik Cekat (Kevin Cook Orthodontics Dictionary, 2014)Komponen alat orthodontik terdiri dari bracket, band, archwire, elastics, o ring dan power chain (Williams, 2000).
- Bracket merupakan piranti alat orthodontik cekat yang melekat dan terpasang mati pada gigi-geligi, dimana berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada gigi-geligi.
- Band merupakan piranti alat orthodontik cekat yang terbuat dari baja antikarat tanpa sambungan. Band ini dapat diregangkan pada gigi-geligi untuk membuatnya cekat dengan sendirinya.
- Archwire merupakan piranti alat orthodontik cekat yang menyimpan energi dari perubahan bentuk dan suatu cadangan gaya yang kemudian dapat dipakai untuk menghasilkan gerakan gigi.
- Elastics dibuat dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk penggunaan ortodonti, tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan. Gaya yang diberikan oleh elastics menurun sangat cepat di dalam mulut sehingga harus selalu diganti pada saat kontrol perawatan. O ring adalah suatu pengikat elastis yang digunakan untuk merekatkan archwire ke bracket yang tersedia dalam berbagai warna yang membuat bracket jadi lebih menarik. Power chain terbuat dari tipe elastis yang sama dengan o ring elastis. Pada intinya, power chain seperti ikatan mata rantai dan ditempatkan pada gigi-geligi, bentuknya seperti pita yang bersambung dari satu gigi ke gigi yang lain.
Seperti perawatan gigi
yang lain, perawatan orthodonsi cekat juga memiliki resiko dan komplikasi.
Resiko yang disebutkan di bawah ini yang umum dialami oleh pengguna alat
orthodontik cekat.
Salah satu kerugian alat orthodontik cekat adalah sulit
dibersihkan. Bagian-bagian alat orthodontic cekat yang menempel di gigi pasien
sering menyulitkan pasien dalam
membersihkan rongga mulut. Pasien telah menyikat gigi tetapi masih terdapat
sisa makanan yang tertinggal atau terselip di attachment ataupun wire. Oral hygiene menjadi lebih sulit untuk
dijaga, debris melekat pada sekitar attachment
dan penghilangannya menjadi lebih sulit dicapai (Mantiry S. dkk, 2013).
Penggunaan alat orthodontik cekat akan menyebabkan
perubahan lingkungan rongga mulut. Alat orthodontik cekat akan mengakibatkan
akumulasi plak yang dapat meningkatkan jumlah dari mikroba dan perubahan
komposisi dari mikrobial. Mikroba yang ada dalam plak di antaranya adalah Streptococcus mutans dan Lactobacillus. Perubahan lingkungan
rongga mulut yang lain yaitu perubahan kapasitas buffer, keasaman pH, dan laju
aliran saliva yang berdampak pada kondisi kesehatan rongga mulut (Lara-Carrillo
E. dkk, 2010).
2. Karies
Peningkatan resiko
karies selama perawatan terjadi oleh karena beberapa faktor, yaitu lesi awal
sulit untuk dijangkau, penurunan kadar pH, peningkatan volume dental plak, dan
peningkatan jumlah bakteri penyebab karies. Pengguna
alat orthodontik cekat juga akan mengalami peningkatan laju aliran saliva. Lingkungan
rongga mulut yang demikian menguntungkan
bagi mikroorganisme yaitu S. Mutans
sehingga meningkatkan resiko karies (Lara-Carrillo E. dkk, 2010).
Karies umumnya terjadi
pada permukaan gigi dan menjadi komplikasi utama pada perawatan orthodontik,
berdampak 2% hingga 96% dari seluruh pengguna alat orthodontik cekat. Gigi
insisiv lateral atas, kaninus atas, dan premolar bawah merupakan gigi yang
umumnya mengalami karies. Namun demikian, gigi lain juga ikut terlibat dan gigi
anterior lebih sering menunjukkan demineralisasi (Lau R. dan Wong R. dkk,
2006).
Alat
orthodontik cekat akan mengakibatkan akumulasi plak yang dapat meningkatkan
jumlah dari mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial. Retensi plak ini
akan beresiko untuk terjadinya lesi white
spot maka meningkatkan kerentanan terhadap karies dan infeksi periodontal.
Bakteri plak pada gigi merupakan etiologi utama yang menyebabkan gingivitis
yang merupakan tahap awal terjadinya kerusakan pada jaringan periodontal (Ay Z.
dkk, 2007). Hiperplasi gingiva dan
resesi gingiva adalah hal yang umum terjadi pada perawatan orthodontik cekat
(Lau R. dan Wong R. dkk, 2006).
Hiperplasi gingiva pada pengguna alat orthodontik cekat
(Lau
R. dan Wong R, 2006)
Resesi gingiva pada pengguna alat orthodontik cekat
(Lau
R. dan Wong R, 2006)
Penggunaan alat ortodontik cekat merupakan salah satu faktor yang
dapat memicu terjadinya RAS. Perawatan ortodonti cekat banyak menggunakan
komponen-komponen yang dapat menimbulkan trauma atau iritasi pada jaringan
mulut. Hal ini bisa terjadi akibat pemasangan komponen ortodontik cekat yang
kurang baik, seperti pada penggunaan kawat yang terlalu panjang atau komponen
lain yang menyebabkan terjadinya trauma, misalnya archwire, ligature wire,
loop dan sebagainya. RAS yang terjadi pada penderita yang menggunakan alat
ortodonsi cekat timbul kemungkinan karena disebabkan oleh trauma, faktor emosi
atau psikis. Penderita kadang mengalami stress berulang setiap selesai
pengaktivasian alat ortodonsinya karena bracket yang tertekan terus
menerus pada mukosa bibir menimbulkan peradangan atau pendarahan dibawah epitel
yang menyebabkan lesi eksofilik tanpa fibrosis (Mintjelungan C. dkk,
2013).
DAFTAR PUSTAKA
Houston, W. J. B.
1976. Walther's Orthodontics Notes 3rd
Edition. Bristol: John Wright & Sons Ltd. p.31-3, 43-7.
Kevin Cook
Orthodontics Dictionary. 2014. Braces
Components. http://cookortho.com/wp-content/uploads/2013/12/braces_components2.jpg
[16 September 2014].
Lara-Carillo,
E., Montiel-Bastida N., Sanchez-Perez L., Alanis-Tavira J. 2010. Effect of Orthodontic Treatment on Saliva,
Plaque and the Levels of Streptococcus mutans and Lactobacillus. Med
Oral Patol Oral Cil Bucal. 15(6):924-9.
Lau, R. dan Wong
R.W. 2006. Risks and Complications
in Orthodontic Treatment. Hong Kong
Dental Journal. 3(1):15-22.
Mantiry S. C.,
Wowor V. N. S., Anindita P. S. 2013. Status
Kebersihan Mulut dan Status Karies Gigi Mahasiswa Pengguna Alat Ortodontik
Cekat. Jurnal e-Gigi (eG). 1(1):1-7.
Mintjelungan C., Tambunan
E., Umboh P. F. 2013. Gambaran Stomatitis
Aftosa Rekuren pada Pengguna Alat Ortodonsi Cekat Mahasiswa Program Studi
Kedokteran Gigi Universitas Sam Ratulangi. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/download/3199/2741 [16
September 2014].
Mulla A. H. A.,
Kharsa S. A., Kjellberg H., Birkhed D. 2009. Caries Risk Profiles in Orthodontic Patients at Follow-Up Using
Cariogram. Angle Orthodontist Journal. 79(2):323-30.
Syahra N.A. 2013. Perbandingan Ortodontik Plak Indeks Pada
Pasien Pemakai Fixed Orthodontic
Sebelum dan Sesudah Tooth Brush Instruction. Skripsi. Makassar: Universitas
Hasanuddin. p.58-59.
Williams, J. K.
2000. Alat-alat ortodonsi cekat : Prinsip
dan Praktik. Alih Bahasa:. Susetyo B dari An Introduction to
Fixed Appliance 1992. Jakarta: EGC. p.23-5.
No comments:
Post a Comment