Kesesuaian fungsi kunyah merupakan keseimbangan dan keharmonisan antara komponen sistem pengunyahan, baik gigi-geligi, otot, dan sendi temporomandibula (STM) yang semuanya berfungsi dengan baik. Dari sini akan dibahas tentang kesesuaian oklusi gigi-geligi, kesesuaian gerakan TMJ dan otot mastikasi.
Posisi dan oklusi gigi berperan penting dalam mengunyah dan menelan. Oklusi dapat diartikan sebagai kontak antara gigi-geligi secara langsung yang saling berantagonis dari satu rangkaian gerakan mandibula. Didasarkan pada keadaan mandibula, hubungan oklusi dan mandibula dapat dibagi menjadi dua, yaitu posisi non-oklusal dari mandibula dan posisi oklusal mandibula.
1. Posisi Non-Oklusal dari Mandibula (Oklusi Dinamis)
a. Posisi Istirahat (Posisi Postural Endogen)
Posisi ini merupakan posisi ketika otoot yang mengontrol posisi mandibula berada dalam keadaan relaks. Keadaan ini dianggap dikendalikan oleh mekanisme refleks yang dipicu oleh reseptor regangan pada otot mastikasi, khususnya otot temporal. Pada posisi ini terdapat celah beberapa milimeter antara gigi-gigi atas dan bawah yang disebut sebagai free way space (jarak antaroklusal). Variasi sehari-hari dari posisi istirahat terlihat bersama variasi postur kepala (misalnya : kepala didongakkan ke belakang maka jarak antaroklusal meningkat, sedangkan bila kepala dicondongkan ke depan menyebabkan jarak antaroklusal berkurang).
b. Posisi Postural Adaptif
Terjadi pula posisi yang berbeda pada waktu istirahat yang disebut sebagai posisi postural adaptif. Disebut postural adaptif dikarenakan respon tidak sadar terhadap kebutuhan, yaitu :
- Untuk mempertahankan seal oral anterior (menutup jalan udara), yaitu dengan cara palatum lunak menyentuh lidah dan seal oral anterior, yaitu bibir berkontak dan lidah menyentuh gigi-gigi anterior.
- Untuk mendapatkan pernafasan mulut, sehingga diperlukan posisi postural yang berubah dari mandibula, dengan mandibula diturunkan dan jarak antaroklusal yang meningkat berlebihan.
2. Posisi Oklusal Mandibula (Oklusi Statis)
a. Posisi Kontak Retrusi (Relasi Sentrik)
Hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari oklusi sentris (mandibula terletak paling posterior dari maksila) atau kondil terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya pergerakkan dalam arah lateral.
n.b.: di dalam posisi ini sudah terdapat oklusi sentrik
b. Posisi Interkuspal (Oklusi Sentrik)
Posisi kontak maksimal dari gigi-geligi pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondil berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukkan oleh panduan yang diberikkan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra-posisi ataupun overhanging restoration.
Otot-otot mastikasi dan orofasial serta fungsi sistem saraf yang mengontrolnya berperilaku sesuai dengan pola endogen dan memberi respons terhadap banyak sekali rangsangan untuk menyediakan gerakan yang diperlukkan oleh sistem. Oklusi gigi geligi (O) dapat dinyatakan sebagai produk permukaan oklusal gigi-gigi (T = teeth), aktivitas otot (M = muskuli), dan gerakan yang dimungkinkan oleh adanya sendi mandibula (J = joint), sehingga didapatkan rumus O=TMJ. Tetapi, rumus ini terlalu sederhana mengingat ada suatu aksi yang rumit dan seringkali bersifat refleks.
Semua otot mastikasi dalam keadaan berfungsi (kontraksi maupun relaksasi) pada semua gerakan mandibula. Otot-otot mastikasi terdapat berpasangan di kedua sisi (bilateral) dan setiap otot berjalan ke arah yang berlawanan dan ketinggian yang berbeda sehingga variasi gerakan dapat saja terjadi. Secara garis besar, otot-otot mastikasi ini dibagi menjadi otot-otot penutup rahang dan otot pembuka rahang. Otot-otot penutup rahang yaitu M. Temporalis, M. Masseter, dan M. Pterygoideus Medialis. Sedangkan otot pembuka rahang yaitu M. Pterygoideus Lateralis. Tentang letak origo dan insersionya dapat dibaca pada buku-buku teks anatomi standar. Ketika rahang membuka, otot pembuka rahang akan berkontraksi dan otot-otot penutup rahang akan berelaksasi, demikian sebaliknya bila rahang menutup. Keadaan kontraksi dan relaksasi otot-otot tersebut memperjelas pandangan bahwa semua otot ikut terlibat dalam gerak mandibula.
Daftar Pustaka
Foster, T.D. 1997. Buku Ajar Ortodonsi Edisi 3. Jakarta: EGC
Hamzah, Zahreni drg, dkk. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog Stomatognatik. Jember: Unej
Thomson, Hamish. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC
Labels
announcement
blok kuratif rehabilitatif 2
BM
BTKG
catatan hasil studi
dentomaksilofacial diseases
download
ebook
fisiologi
fkg unej angkatan 2008
gizi
IKGM
IMTKG
koass
manajemen kesehatan gigi masyarakat
manifestasi penyakit di kedokteran gigi
manjemen pelayanan kesehatan masyarakat
OM
orthodonsia
patologi
pedodonsia
periodonsia
profesi
RSGM
sistemic diseases
skill lab
stomatognasi
No comments:
Post a Comment